Pages

Saturday, May 26, 2012

Fear Management




“ ... Hampir empat kali enam puluh menit lamanya saya telah berdiri tegak, terjepit, tertopang oleh lautan manusia. Akan terbalaskah jerih payah saya ? Tetapi sekonyong-konyong berkumandang di luar tiupan beratur-ratus selompret. Lampu listrik dalam ruangan rapat padam dengan serentak, sedangkan dari atas menyorot beberapa biasancahaya kearah sebuah pintu yang sama tinggi letaknya dengan serambi tempat duduk dibawah sekali. Sebuah lampu sorot menyinari seorang laki-laki kecil, berpakaian coklat, kepala buka dan wajah tersenyum berseri-seri . Empat puluh ribu orang, empat puluh ribu tangan bangkit dengan serentak. Orang kecil tadi maju lambat – lambat sambil memberi salam dengan melambaikan tangannya perlahan-lahan seperti seorang uskup disambut oleh hadirin dengan seruan yang gemuruh dan berirama ; Heil Hitler! Sekarang saya dengar tak lain daripada sorak sorai orang-orang yang berdiri dekat saya, diiringi bunyi tepuk tangan yang memecahkan anak telinga.
Sambil melangkah lambat-lambat dan menyambut penghormatan yang diberikan kepadanya oleh para hadirin, berjalan ia selangkah demi selangkah, melalui sebuah jembatan kecil kearah mimbar yang sengaja disediakan untuknya. Perjalanan ke tempat duduknya memakan waktu lama sekali, tak kurang dari enam menit. ……Mereka berteriak bersama-sama secara berirama dan mengarahkan mata ke titik cahaya, kepada wajah yang tersenyum berseri-seri itu. Maka bercucuranlah air mata orang-orang itu dalam gelap. Sekonyong-konyong diam ( tetapi diluar kembali bergemuruh suara lautan manusia ). Laki –laki kecil telah menjulurkan tangannya kedepan sebagai suatu isyarat yang tegas, ia menengadah kelangit – dan dari serambi bawah berkumandang ke angkasa lagu “ Horst Wessel “
Barulah saya mengerti. Hal ini tak dapat lagi dipahami jika tidak disertai perasaan ngeri dan denyutan jantung yang berdebar, sedangkan alam pikiran masih tetap sadar. Perasaan saya pada ketika itu ialah apa yang dinamakan orang kekaguman yang mempesona …”
Denis de Rougemont dalam bukunya Journal de Allemange

Ini salah satu bentuk sugesti massa,

Fear Management...

Thursday, May 17, 2012

Strategi Bisnis “Serba Tanggung”


Strategi Bisnis berfokus pada peningkatan posisi bersaing produk ( barang dan jasa ) dalam segmen pasar tertentu. Strategi bisnis mengatasi masalah bagaimana perusahaan  dan unit-unitnya dapat bersaing dalam bisnis dan industri. Kenyataannya, mendesain strategi bisnis akan dihadapkan pada pertanyaan-pertanyaan berikut :
1. Haruskah bersaing dengan biaya rendah, atau melakukan diferensiasi ?
2. Haruskah bersaing secara langsung untuk pangsa pasar yang besar, atau hanya bermain di ceruk ?

Michael Porter memberikan alternatif dua strategi generik untuk mengungguli peusahaan tertentu, yaitu biaya rendah dan differensiasi. Untuk pasar yang luas/besar, maka strateginya dikenal degnan kepemimpinan biaya ( cost leadership) dan differensiasi. Sedang untuk pasar yang sempit/ceruk, dikenal dengan fokus biaya dan differensiasi terfokus.
Strategi Bisnis “Serba Tanggung”...