Pages

Saturday, June 02, 2012

The Power of "Malas"


" You know Dedy, I'm a lazyman. Everything must be easy to do. I'm not a hard worker ".

Teman Jerman saya yang katakan ini minggu lalu. Kebijakan perusahaan di beberapa bagian yang terkait dengan proses produksi ada beberapa dari Jerman untuk memastikan dari segi proses dan quality product sesuai standar Eropa.


Kembali ke kalimat pertama artikel saya ini. Pokok pembicaraan kita yaitu tentang " malas ".
Saya coba temukan definisinya, kurang lebih sbb :

Indonesian to English
lazy
Indonesian to Indonesian
adjective
1. 1 tidak mau bekerja atau mengerjakan sesuatu: orang yg -- itu lebih senang mengemis dp bekerja; 2 segan; tidak suka; tidak bernafsu: -- rasanya mengunjungi rapat spt itu; jangan -- bertanya; ma·las-ma·las·an v bermalas-malas;
ber·ma·las-ma·las v duduk (tiduran dsb) tanpa berbuat sesuatu (berlengah-lengah): ia sehari-harian - saja di rumahnya; me·ma·las·kan v menjadikan (menyebabkan) malas: itulah yg - hatiku membaca buku itu; pe·ma·las n (orang) yg suka malas; yg bersifat malas: ia - dan suka berjudi; ke·ma·las·an 1 n perihal malas; sifat (keadaan) malas: jika datang -nya, ia tidak bergerak dr tempat tidurnya; 2 a terlalu malas; malas yg berlebihan

Atau kalau belum cukup, saya dapatkan sebuah visual yang unik, yang memberikan beberapa sinonim dari kata "malas"



Dilihat dari definisinya, "malas" memiliki konotasi negatif. Tapi saya merasakan sesuatu yang sangat positif dibaliknya. Seperti 2 sisi mata uang.
Hampir seminggu saya coba menggali lebih dalam mengenai makna positivenya. Anda pasti heran dengan kengototan saya.


kata sifat ini begitu menarik, justru teman jerman saya yang mengatakannya. Tidak bisa dipungkiri, Teman Jerman yang lain juga mengatakan ini, oooo ... si K itu malas. Dari perspektive mereka yang bertipikal pekerja keras, mungkin ini betul.

kenyataannya saya tidak sependapat dengan mereka. bahkan saya yakin pendapat umum ini tidak 100% benar. Saya tulis lagi ucapan teman saya si K, sekali lagi :
" You know Dedy, I'm a lazyman. Everything must be easy to do. I'm not a hard worker ".
Anda perhatikan kalimat yang saya tebalin. " MUST BE EASY TO DO !", perfect .... dengan kemalasannya saya bisa bekerja sama, saling mengisi untuk mendevelope tehnologi.
Dengan kemalasan yang begitu alami, kadang memangkas habis konsep-konsep saya yang complicated.
Terlepas dari definisi versi Indonesia, Kita bisa bangun sistem, metode kerja, Teknologi permesinan, Teknologi proses yang mudah dipahami oleh pemakai.

Asal kita tidak terjebak dalam subyektivitas, saya percaya 100% ini bisa. bukankah ada ungkapan bijak " Ikuti yang diucapkan tapi jangan ikuti orangnya ". Tentunya kita harus tepat menempatkan orang-orang dengan karakter ini. Saat uji coba sebuah prototype, beri kesempatan mereka untuk menilai dan menambahkan ide-ide lainnya. Setelah itu rancang ulang, dan biarkan sekali lagi mereka lakukan penilaian, begitu seterusnya hingga mereka kehabisan ide.

Pesan saya, anda harus punya catatan progressnya, karena saat anda melihat hasilnya saat ini dibandingkan dengan konsep awal, yang ada hanya ketakjuban !
Selamat mencoba ....





1 comment: